Setiap wanita pasti sangat menidamkan pendamping yang dapat menghargai dan menghormatinya, namun sifat pria seperti itu tidaklah terbentuk begitu saja. Beberapa tips berikut dapat membentuk kepribadian anak lelaki lebih baik, dan memiliki sikap menghargai wanita dan sesamanya.
1.Contoh nyata sehari-hari
Anak adalah peniru cilik luar biasa. Karena itu terapkan pada anggota keluarga mencontohkan kebaikan, kehalusan dan penghormatan terhadp orang lain. Kalau masih ada sikap suka mebentak-bentak, kasar, bahkan kekerasan fisik, jangan harap anak akan tumbuh bebas dari sikap tersebut.
2.Latih kemandiriannya
Sayang pada anak bukan berarti memanjakannya dan membebaskan dari tugas. Ajari untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri agar kepribadiannya berkembang. Misalanya membereskan mainannya sendiri, mengajarkan cara menaruh piring ke watafel, menaruh sepatu pada tempatnya, dan sebagainya.
3.Libatkan dengan apa yang anda kerjakan
Untuk mengajari anak pekerjaan rumah, ajaklah ia memasak bersama khusus hari Minggu misalnya. Ibu yang mengiris bumbu, anak memotong sayuran, dan ayah yang menggoreng. Pemandangan sederhana itu akan diingatnya sampai dewasa. Kelak ia pun tak sungkan membantu pekerjaan istrinya.
4.Adilah pada anak
Orang tua kerap tak sadar melakukan diskriminasi pada anak. Misal menyruh kakak lelaki mengalah pada adik perempuannya dengan alasan adik masih kecil. Padahal itu direkam anak bahwa perempuan itu lebih lemah dan tak berdaya. Karenanya bersikaplah adil dengan mengubah pedekatan, misalnya, “kalau adik ingin mainan kakak, adik harus minta ijin dulu sama kakak ya. Kakak juga, tidak boleh pelit sama adik.”
5.Bermain dan berbaur
Jangan larang anak lelaki bermain bersama anak perempuan selama masih tahap normal dan tak berbahaya. Justru dengan berbaur akan timbul perasaan bahwa mereka sama karena dapat melakukan aktivitas yang sama. Permainan mewakili apa yang ada dalam pikirkan. Lakukan juga pendampingan agar anak mendapatkan arahan terutama jika melakukan suatu hal yang tidak benar.
Sumber asli: Majalah Wanita Kartini No. 2218, 15 S/D 29 Mei 2008, hal. 69.
1.Contoh nyata sehari-hari
Anak adalah peniru cilik luar biasa. Karena itu terapkan pada anggota keluarga mencontohkan kebaikan, kehalusan dan penghormatan terhadp orang lain. Kalau masih ada sikap suka mebentak-bentak, kasar, bahkan kekerasan fisik, jangan harap anak akan tumbuh bebas dari sikap tersebut.
2.Latih kemandiriannya
Sayang pada anak bukan berarti memanjakannya dan membebaskan dari tugas. Ajari untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri agar kepribadiannya berkembang. Misalanya membereskan mainannya sendiri, mengajarkan cara menaruh piring ke watafel, menaruh sepatu pada tempatnya, dan sebagainya.
3.Libatkan dengan apa yang anda kerjakan
Untuk mengajari anak pekerjaan rumah, ajaklah ia memasak bersama khusus hari Minggu misalnya. Ibu yang mengiris bumbu, anak memotong sayuran, dan ayah yang menggoreng. Pemandangan sederhana itu akan diingatnya sampai dewasa. Kelak ia pun tak sungkan membantu pekerjaan istrinya.
4.Adilah pada anak
Orang tua kerap tak sadar melakukan diskriminasi pada anak. Misal menyruh kakak lelaki mengalah pada adik perempuannya dengan alasan adik masih kecil. Padahal itu direkam anak bahwa perempuan itu lebih lemah dan tak berdaya. Karenanya bersikaplah adil dengan mengubah pedekatan, misalnya, “kalau adik ingin mainan kakak, adik harus minta ijin dulu sama kakak ya. Kakak juga, tidak boleh pelit sama adik.”
5.Bermain dan berbaur
Jangan larang anak lelaki bermain bersama anak perempuan selama masih tahap normal dan tak berbahaya. Justru dengan berbaur akan timbul perasaan bahwa mereka sama karena dapat melakukan aktivitas yang sama. Permainan mewakili apa yang ada dalam pikirkan. Lakukan juga pendampingan agar anak mendapatkan arahan terutama jika melakukan suatu hal yang tidak benar.
Sumber asli: Majalah Wanita Kartini No. 2218, 15 S/D 29 Mei 2008, hal. 69.